Teman-teman
pasti sudah mendengar dan tahu kan mengenai berita akan dibangunnya PLTU
batubara berkapasitas 2 x 1000 megawatt dan digadang-gadang akan menjadi PLTU
terbesar di kawasan Asia Tenggara?. Sebelum tau energi yang paling kotor di
dunia ini pertanyaan yang muncul, siapa sih yang andil dalam rencana ini? Lalu
perusahaan manakah yang akhirnya berhasil memenangkan tender pembangunan PLTU
ini? Yak, PT. Bhimasena Power Indonesia. Mari kita tilik lebih lanjut.
Pemerintah
kita telah menunjuk dan menyepakati pembangunan PLTU ini dengan konsorsium yang
terdiri dari tiga perusahaan yaitu satu
perusahaan nasional , dan dua lainnya merupakan perusahaan Jepang. Tiga
perusahaan tersebut yaitu Adaro Power, J-Power, dan Itochu. Masing-masing
diantaranya adalah J-Power atau singkatan dari Electric Power Development,
co.ltd , lalu Itochu Corporation, dan PT Adaro Power yang merupakan bagian dari
PT Adaro Energy Tbk. Kepemilikan di dalam PT Bhimasena Power ini terdiri dari
34% J-Power , 34% Adaro, dan 32% Itochu.
|
Papan pernyataan PT Bhimasena Power Indonesia
| | | |
di lahan yang telah dibeli
|
| | | |
|
|
|
|
|
Komisaris
utama PT Bhimasena Power Indonesia ini adalah Andre J Mamuaya. Menurut beliau, proyek
PLTU Batang ini bernilai 30 Triliun, dan pembiayaan proyek ini sebesar 80 %
diperoleh dari pinjaman JBIC, sisanya berasal dari equitas gabungan tiga
perusahaan tersebut yakni J-Power, Itochu, dan Adaro Power
Dokumen
resmi PT Bhimasena Power Indonesia juga menyebutkan bahwa sejak Oktober 2012 telah memulai pembangunan infrasturktur
dengan target tahun 2016 akan dapat dilaksanakan operasi komersial yang pertama, dan pada tahun 2017 dapat dilaksanakan operasi komersial yang kedua.
Selain itu, kesepakatan harga penjualan listrik antara Bhimasena Power
Indonesia dengan PLN sebesar US$ 5,79 per kWH.
PT
Adaro Energy yang merupakan salah satu bagian dari tiga perusahaan dalam PT
Bhimasena ini, PT Adaro Energy akan berperan dala menyediakan pasokan batubara
hingga mencapai 10,3 miliar ton di tahun 2012, bisa membayangkan dampak yang
terjadi dari berton-ton batubara itu?. Selain itu, Adaro juga telah melengkapi
dengan pembelian saham di PT Bhakti Energi Persada yang saat ini memiliki
cadangan terbesar di Indonesia. Adaro Tbk, yang saat ini dipimpin oleh pengusaha
dari Indonesia, yaitu bapak Garibaldi Tohir dengan salah satu direkturnya
adalah Sandiaga S Uno, sedangkan
komisaris utama Adaro adalah Edward Soeryadjaja, yang legendaris dengan PT Astra Internasionalnya.
Konsorsium
J-POWER – ADARO – ITOCHU mendirikan perusahaan BPI pada bulan Juli 2011 untuk
membangun, memiliki, dan mengoperasikan (Build, Own, Operate) pembangkit
bertenaga batubara, yang akan menjadi salah satu yang terbesar Asia. Pada
tanggal 17 Juni 2011, konsorsium menerima Letter
of Intent (LOI) setelah memenangkan proses tender internasional yang
kompetitif.
Lebih
rinci lagi yuk kita tilik informasi mengenai masing-masing perusahaan tersebut,
dimulai dari J-Power, ADARO, lalu yang terakhir Itochu. Berikut sedikit
pembahasannya yang dapat penulis simpulkan
J
– POWER secara aktif mengembangkan bisnis pembangkit listrik global (sekitar
3.700 MW shared capacity dari 29
proyek yang beroperasi memproduksi sekitar 15.000 MW gross capacity), memiliki dan mengoperasikan pembangkit listrik
bertenaga batubara di Jepang dengan total kapasitas terpasang sekitar 8.400 MW.
Selain pengembangan pembangkit listrik bertenaga batubara di Asia, J-Power juga
sedang mengembangkan 9 proyek di Thailand yang akan memproduksi 4.000 MW, dan
akan selalu aktif dalam bisnis pembangkit listrik global.
ADARO
ini adalah perusahaan tambang batubara & energi yang mengoperasikan tambang
batubara tunggal terbesar di belahan bumi bagian Selatan, dan juga menjadi
pemasok batubara terbesar di pasar domestik Indonesia. Tahun 2010, produksi dan
penjualan ADARO masing-masing mencapai 42,2 juta ton dan 43,8 juta ton, jadi
bisa dibilang ADARO ini bukan perusahaan ecek-ecek atau dalam arti ADARO ini
termasuk perusahaan adidaya di bidang batubara. Presiden direktur ADARO, Garibaldi Thohir,
mengatakan “Kami bersyukur mengambil bagian dalam proyek pembangkit listrik
2.000 MW ini untuk membantu mendorong peningkatan kapasitas listrik di
Indonesia dan berkontribusi dalam pembangunan nasional. Proyek ini merupakan
bagian dari rencana strategis jangka panjang dalam merealisasikan visi kami
yaitu menjadi grup perusahaan tambang dan energi Indonesia yang terkemuka.”
Sebagai satu-satunya perusahaan lokal dalam konsorsium, ADARO akan
berkontribusi terutama dalam keahliannya di pasar domestik dan pasokan batubara
serta logistiknya, dan juga pengadaan batubara.
ITOCHU
menempatkan bisnis IPP pada pengelolaan jangka waktu menengah, Brand –new Deal 2012, yang menghasilkan
pendapatan yang stabil dalam jangka panjang sebagai prioritas. Selain Amerika
Utara, dimana ITOCHU telah mengakumulasi aset IPP, ITOCHU akan bekerja secara
aktif untuk meningkatkan aset IPP di Indonesia, dimana PPA telah ditanda – tangani, serta memiliki ketertarikan khusus
terhadap Indonesia, Eropa, Timur Tengah dan wilayah-wilayah lainnya.
Nah,
dibawah ini adalah informasi mengenai beberapa perusahaan yang ikut andil dalam
pembangungan PLTU di Batang:
1. Electric
Power Development Co., Ltd berkantor pusat di Chuo-ku, Tokyo; dengan Presiden
yang bernama Masayoshi Kitamura (“J-POWER”).
2. PT
ADARO POWER yang seluruh saham dimiliki oleh PT ADARO ENERGY Tbk (IDX; ADRO)
berkantor pusat di Jakarta, Indonesia dengan Presiden Direktur bernama Garibali
Thohir (“ADARO”),
3. ITOCHU
Corporation berkantor pusat di Minato-ku, Tokyo dengan Presiden dan CEO bernama
Masahiro Okafuji (ITOCHU)
4. Serta
PT BHIMASENA POWER INDONESIA berkantor pusat di Jakarta, Indonesia dengan
presiden Kenichi Seshimo (“BPI”)
Makin
nambah kan informasi kita soal rencana pembangunan PLTU berbatubara di Batang
ini khususnya soal siapa yang ikut andil dalam rencana pembangunan PLTU
berbatubara di Batang. Masih tetep sama #NoPLTUBatang #CoalKills
#BatangBersatu.
Oleh: Aulan Putri Anggraini